Sekretaris Jenderal Partai Golongan Karya Idrus Marham menyatakan salah satu keputusan penting dari musyawarah nasional luar biasa ialah keputusan perubahan posisi politik partai. Menurut Idrus, Golkar mempunyai pertimbangan jelas untuk mendukung pemerintahan. Idrus beralasan dari sisi ideologi partai berlambang pohon beringin itu berbasis pembangunan kekaryaan.
Kedua, untuk memperkuat presidensial, pemerintah membutuhkan stabilitas. "Oleh karena itu, kami dukung dan pemerintahan sekarang mendapat respon positif dari rakyat," kata Idrus usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016.
Kendati demikian, Idrus tidak secara tegas menyatakan dukungan Golkar ke pemerintah mesti diikuti dengan jatah kursi di Kabinet Kerja. Ia menyatakan dukungan ke pemerintah sudah dibahas sejak Januari 2016, baik di level rapat koordinasi hingga Munaslub.
Menurut dia, pergantian susunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi."Kami berikan dukungan tanpa syarat, semata-mata mengabdi pada bangsa," kata dia. Kalau pun nantinya ditawari, lanjut Idrus, Golkar akan mencoba istiqomah.
Idrus menilai ada bentuk dukungan lain bila tidak masuk jajaran kabinet. Salah satunya ialah memberikan masukan melalui instrumen politik dengan merumuskan konsep kebijakan. Berikutnya, untuk mempertegas perubahan politik Golkar, ketua harian partai akan mengundang seluruh kepala daerah yang merupakan kader partai untuk ke Jakarta. Begitu juga dengan anggota parlemen agar proses sosialisasi reposisi partai berjalan.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto menyatakan tim formatur masih membahas struktur kepengurusan partai yang baru. Menurut dia, dalam waktu dekat susunan pengurus baru bisa diketahui. "Sekarang terus rapat. Semoga dalam dua hari ini bisa selesai," kata Setya.
Ia menuturkan semangat kepengurusan baru nantinya mengusung rekonsiliasi. Oleh sebab itu, nantinya pengurus baru akan terdiri dari berbagai kubu yang sempat bertarung dalam musyawarah nasional luar biasa kemarin. Tak hanya di level pusat, Setya ingin rekonsiliasi turun hingga ke daerah. "Dari tim Ade (Komarudin) ada. Airlangga (Hartarto)ada. Tim Aziz (Syamsuddin) ada. Ini kan rekonsiliasi, jadi semua kami ikutkan," ucap Setya.
sumber : tempo.co
Kedua, untuk memperkuat presidensial, pemerintah membutuhkan stabilitas. "Oleh karena itu, kami dukung dan pemerintahan sekarang mendapat respon positif dari rakyat," kata Idrus usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 24 Mei 2016.
Kendati demikian, Idrus tidak secara tegas menyatakan dukungan Golkar ke pemerintah mesti diikuti dengan jatah kursi di Kabinet Kerja. Ia menyatakan dukungan ke pemerintah sudah dibahas sejak Januari 2016, baik di level rapat koordinasi hingga Munaslub.
Menurut dia, pergantian susunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi."Kami berikan dukungan tanpa syarat, semata-mata mengabdi pada bangsa," kata dia. Kalau pun nantinya ditawari, lanjut Idrus, Golkar akan mencoba istiqomah.
Idrus menilai ada bentuk dukungan lain bila tidak masuk jajaran kabinet. Salah satunya ialah memberikan masukan melalui instrumen politik dengan merumuskan konsep kebijakan. Berikutnya, untuk mempertegas perubahan politik Golkar, ketua harian partai akan mengundang seluruh kepala daerah yang merupakan kader partai untuk ke Jakarta. Begitu juga dengan anggota parlemen agar proses sosialisasi reposisi partai berjalan.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golongan Karya Setya Novanto menyatakan tim formatur masih membahas struktur kepengurusan partai yang baru. Menurut dia, dalam waktu dekat susunan pengurus baru bisa diketahui. "Sekarang terus rapat. Semoga dalam dua hari ini bisa selesai," kata Setya.
Ia menuturkan semangat kepengurusan baru nantinya mengusung rekonsiliasi. Oleh sebab itu, nantinya pengurus baru akan terdiri dari berbagai kubu yang sempat bertarung dalam musyawarah nasional luar biasa kemarin. Tak hanya di level pusat, Setya ingin rekonsiliasi turun hingga ke daerah. "Dari tim Ade (Komarudin) ada. Airlangga (Hartarto)ada. Tim Aziz (Syamsuddin) ada. Ini kan rekonsiliasi, jadi semua kami ikutkan," ucap Setya.
sumber : tempo.co