Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, memastikan maju kembali di Pilgub 2017. Dia memutuskan maju melalui jalur independen alias tanpa partai.
Sebagai calon wakil gubernurnya, Ahok, sapaan Basuki, memilih berpasangan dengan Kepala BPKAD Pemprov DKI, Heru Budi Hartono. Pasangan ini dibantu relawan Teman Ahok untuk mengumpulkan KTP warga DKI sebagai bentuk dukungan.
Sampai pekan lalu, sekitar 500 ribu lebih KTP dukungan sudah terkumpul. Sebenarnya jumlah itu sudah cukup memenuhi syarat yang ditetapkan.
Meski peluang dukungan melalui jalur independen cukup baik, Ahok tampaknya masih galau. Apakah akan terus berpasangan dengan Heru sampai hari pendaftaran atau berbalik arah kembali pada partai. Sebelumnya, Ahok sendiri telah memilih Djarot kembali sebagai wakilnya jika dia maju diusung partai.
Kabar yang beredar akhir-akhir ini, Heru memilih mundur dari kontestasi pilgub DKI. Kemudian disebut pula mundurnya Heru membuat Ahok kembali memilih berpasangan dengan Djarot.
Namun kabar itu dibantah Ahok. Dia menegaskan Heru belum menyatakan mundur.
"Enggak ngomong mundur. Mungkin beliau (Heru) mau ngalah buat Pak Djarot kali," kata Ahok dengan nada bercanda, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/5).
Meski tak benar, tapi Ahok mengakui Heru pernah curhat beratnya masuk politik. Heru mengeluhkan banyaknya serangan yang diterima setelah diumumkan jadi cawagub Ahok di Pilgub DKI.
"Cuma dia bilang, 'Pak, rasanya politik ini berat juga ya Pak. Dihajar melulu nih Pak. Lama-lama bisa tidak tidur juga," ujarnya menirukan curhat Heru.
Dia berpesan sekaligus membesarkan hati Heru bahwa proses yang dihadapinya saat ini adalah bagian dari revolusi mental untuk membangun Jakarta.
"Saya bilang, 'namanya juga revolusi mental, kalau revolusi belum selesai, ya pasti akan menghadapi kesulitan'. Kemarin sih, dia bilang tidak mundur ya," tegas Ahok.
Bahkan dirinya kembali lontarkan candaan siap kembali ke 'istri lama', jika Heru ragu masuk ke dunia politik. Istri lama yang dimaksud Ahok adalah Djarot yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI.
Setelah ungkapan Ahok demikian, Djarot seolah membalas dengan positif pula. Dia tidak menolak Ahok ingin menggandengnya kembali sebagai wakil di Pilgub 2017.
"Kemungkinan segala macem bisa. Masih bisa (balik). Banyak orang juga yang mengatakan yang terbaik itu Ahok-Djarot, kita juga harus dengar seperti itu. Dan dari hasil survei juga tingkat kepuasan masyarakat cukup baik," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, kemarin.
Namun dia memberikan syarat. Jika ingin maju mendampingi seorang kepala daerah, dia memastikan akan maju melalui jalur partai.
"Tergantung nanti partai seperti apa, ikuti proses di DPP seperti apa. Sabar dulu masih panjang. Tapi sudah kita tegasin bahwa jalurnya jalur partai dong. Ya kan?," tegas Djarot.
Ucapan Djarot kembali ditanggapi Ahok dengan baik pula. Dia menyebut peluang dirinya kembali menggandeng mantan Wali kota Blitar itu sangat terbuka lebar. Ahok mengibaratkan kesempatannya mengajak Djarot maju lagi dalam Pilgub seperti sebuah perkawinan.
Di mana-mana kalau suami istri rujukan itu ada peluang. Kan bukan talak tiga, ini bukan talak tiga kan?," terangnya.
Saat ditanya, bagaimana kira-kira respon Heru bila nantinya Ahok berubah pikiran untuk meminang Djarot? Dia mengklaim Heru akan mengerti niatannya itu. Sebab, lanjut Ahok, saat ini dirinya belum pasti maju dengan Heru karena target sejuta KTP dukungan belum tercapai.
"Namanya juga saling pengertian, bukan selingkuh dong, kan belum kawin. Istri jatah dua kan masih kurang, 4 toh," pungkasnya.
Apakah ini bagian dari sinyal keduanya apakah berpasangan kembali di Pilgub 2017. Apakah Ahok akan meninggalkan Heru dan bergabung dengan PDIP?
Hanya saja, saat pertama kali nama.Heru muncul, Ahok tenyata sudah membuat taruhan dengan Djarot. Taruhan itu dibuat Ahok karena sesungguhnya dia ingin menggandeng Djarot sebagai pasangannya, namun lantaran belum mendapatkan restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Djarot tidak bisa memberikan jawaban. Sehingga, dipilih lah nama Heru dari kalangan PNS.
Dalam suatu pembicaraan, Ahok sempat bertaruh, apabila teman Ahok tidak berhasil mengumpulkan 1 juta dukungan untuk dirinya dan Heru, dia memutuskan akan maju bersama Djarot melalui PDIP. Tapi sebaliknya, jika bisa kumpulkan 1 juta KTP, dia akan bersama Heru.
sumber : merdeka.com
Sebagai calon wakil gubernurnya, Ahok, sapaan Basuki, memilih berpasangan dengan Kepala BPKAD Pemprov DKI, Heru Budi Hartono. Pasangan ini dibantu relawan Teman Ahok untuk mengumpulkan KTP warga DKI sebagai bentuk dukungan.
Sampai pekan lalu, sekitar 500 ribu lebih KTP dukungan sudah terkumpul. Sebenarnya jumlah itu sudah cukup memenuhi syarat yang ditetapkan.
Meski peluang dukungan melalui jalur independen cukup baik, Ahok tampaknya masih galau. Apakah akan terus berpasangan dengan Heru sampai hari pendaftaran atau berbalik arah kembali pada partai. Sebelumnya, Ahok sendiri telah memilih Djarot kembali sebagai wakilnya jika dia maju diusung partai.
Kabar yang beredar akhir-akhir ini, Heru memilih mundur dari kontestasi pilgub DKI. Kemudian disebut pula mundurnya Heru membuat Ahok kembali memilih berpasangan dengan Djarot.
Namun kabar itu dibantah Ahok. Dia menegaskan Heru belum menyatakan mundur.
"Enggak ngomong mundur. Mungkin beliau (Heru) mau ngalah buat Pak Djarot kali," kata Ahok dengan nada bercanda, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/5).
Meski tak benar, tapi Ahok mengakui Heru pernah curhat beratnya masuk politik. Heru mengeluhkan banyaknya serangan yang diterima setelah diumumkan jadi cawagub Ahok di Pilgub DKI.
"Cuma dia bilang, 'Pak, rasanya politik ini berat juga ya Pak. Dihajar melulu nih Pak. Lama-lama bisa tidak tidur juga," ujarnya menirukan curhat Heru.
Dia berpesan sekaligus membesarkan hati Heru bahwa proses yang dihadapinya saat ini adalah bagian dari revolusi mental untuk membangun Jakarta.
"Saya bilang, 'namanya juga revolusi mental, kalau revolusi belum selesai, ya pasti akan menghadapi kesulitan'. Kemarin sih, dia bilang tidak mundur ya," tegas Ahok.
Bahkan dirinya kembali lontarkan candaan siap kembali ke 'istri lama', jika Heru ragu masuk ke dunia politik. Istri lama yang dimaksud Ahok adalah Djarot yang kini menjabat Wakil Gubernur DKI.
Setelah ungkapan Ahok demikian, Djarot seolah membalas dengan positif pula. Dia tidak menolak Ahok ingin menggandengnya kembali sebagai wakil di Pilgub 2017.
"Kemungkinan segala macem bisa. Masih bisa (balik). Banyak orang juga yang mengatakan yang terbaik itu Ahok-Djarot, kita juga harus dengar seperti itu. Dan dari hasil survei juga tingkat kepuasan masyarakat cukup baik," kata Djarot di Balai Kota, Jakarta, kemarin.
Namun dia memberikan syarat. Jika ingin maju mendampingi seorang kepala daerah, dia memastikan akan maju melalui jalur partai.
"Tergantung nanti partai seperti apa, ikuti proses di DPP seperti apa. Sabar dulu masih panjang. Tapi sudah kita tegasin bahwa jalurnya jalur partai dong. Ya kan?," tegas Djarot.
Ucapan Djarot kembali ditanggapi Ahok dengan baik pula. Dia menyebut peluang dirinya kembali menggandeng mantan Wali kota Blitar itu sangat terbuka lebar. Ahok mengibaratkan kesempatannya mengajak Djarot maju lagi dalam Pilgub seperti sebuah perkawinan.
Di mana-mana kalau suami istri rujukan itu ada peluang. Kan bukan talak tiga, ini bukan talak tiga kan?," terangnya.
Saat ditanya, bagaimana kira-kira respon Heru bila nantinya Ahok berubah pikiran untuk meminang Djarot? Dia mengklaim Heru akan mengerti niatannya itu. Sebab, lanjut Ahok, saat ini dirinya belum pasti maju dengan Heru karena target sejuta KTP dukungan belum tercapai.
"Namanya juga saling pengertian, bukan selingkuh dong, kan belum kawin. Istri jatah dua kan masih kurang, 4 toh," pungkasnya.
Apakah ini bagian dari sinyal keduanya apakah berpasangan kembali di Pilgub 2017. Apakah Ahok akan meninggalkan Heru dan bergabung dengan PDIP?
Hanya saja, saat pertama kali nama.Heru muncul, Ahok tenyata sudah membuat taruhan dengan Djarot. Taruhan itu dibuat Ahok karena sesungguhnya dia ingin menggandeng Djarot sebagai pasangannya, namun lantaran belum mendapatkan restu dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Djarot tidak bisa memberikan jawaban. Sehingga, dipilih lah nama Heru dari kalangan PNS.
Dalam suatu pembicaraan, Ahok sempat bertaruh, apabila teman Ahok tidak berhasil mengumpulkan 1 juta dukungan untuk dirinya dan Heru, dia memutuskan akan maju bersama Djarot melalui PDIP. Tapi sebaliknya, jika bisa kumpulkan 1 juta KTP, dia akan bersama Heru.
sumber : merdeka.com