Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mengusulkan mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dan pengusaha Sandiaga Salahuddin Uno untuk diusung dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta, pada Februari 2017 mendatang. Sjafrie Sjamsoeddin yang juga pernah menjabat Pangdam Jaya, ini menjadi salah satu pertimbangan Partai Gerindra memunculkan nama Jenderal Bintang Tiga itu untuk diusung dalam Pilgub DKI Jakarta.
"Beliau ini (Sjafrie) orang yang sangat dekat dengan masyarakat Jakarta saat itu. Dia dielu-elukan kaum ibu-ibu kala itu. Tepatlah Jakarta dipimpin seorang militer," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra DKI Abdul Ghoni, Minggu (5/22).
Menurut Ghoni, pengalaman Sjafrie menjabat Pangdam Jaya periode reformasi 1998 bisa diandalkan dalam memimpin DKI Jakarta. "Saya pikir beliau sangat baik dalam kepemimpinan di Pangdam, terutama saat reformasi 1998. Kalau di Jakarta kerusuhan cukup dua hari saja, kalau daerah yang lain bisa dua pekan," sambung Ghoni.
Keyakinan Ghoni itu berkaca saat DKI Jakarta dipimpin Sutiyoso, yang juga mantan Pangdam Jaya. Saat itu, Sutiyoso menjabat gubernur DKI Jakarta selama dua periode yakni 1997-2002 dan 2002-2007.
"Contohnya, saat Soetiyoso memimpin, saat itu gejolak tak begitu dominan tapi pemerintahan sangat baik. Ada pula Soerjadi Soedirja. Banyak Gubernur DKI dari TNI," kata Ghoni.
Namun Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria mengaku belum ada keputusan siapa yang bakal diusung oleh partainya. Menurut dia, proses saat ini tinggal keputusan yang dipilih oleh ketua umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Kita belum putuskan siapa. Nanti dari teman-teman DPD DKI yang sedang melakukan kajian, analisa survei-survei siapa yang harus diusung. Apakah dari internal atau dari eksternal partai," kata Riza.
Hal senada dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Dasco, keputusan sampai saat ini soal siapa yang akan diusung Gerindra untuk melawan incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ya kira-kira minggu depanlah, sekarang masih digodok sama Pak Prabowo," kata Dasco.
Partai Gerindra bisa saja masih enggan terbuka mengenai diusungnya Sjafrie Sjamsoeddin buat melawan Ahok. Namun jika ditelisik dari kedekatannya dengan Prabowo, mantan wakil menteri pertahanan itu bisa saja direstui untuk maju dalam Pilgub DKI mendatang.
Diketahui, Prabowo merupakan atasan Sjafrie saat menjabat Pangdam Jaya. Prabowo saat itu menjabat Pangkostrad.
Sebelum menjabat Pangdam Jaya, pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini pernah menjabat sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1996. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Kasdam Jaya, barulah dipercaya menjadi Pangdam Jaya pada tahun 1997.
Pada tahun 1998, Sjafrie Sjamsoeddin menjabat sebagai Aster Kasum TNI yang juga merangkap jabatan sebagai Sahli Polhukam Panglima TNI. Kemudian pada tahun 2001, Letnan Jenderal TNI (Purn.) ini menjabat sebagai Koorsahli Panglima TNI.
Tidak cukup sampai di situ, Sjafrie Sjamsoeddin ternyata pernah menduduki posisi sebagai Kapuspen TNI pada tahun 2002-2005. Masih berlanjut, dia diamanahkan menjadi Sekjen Dephan pada tahun 2005. Hingga akhirnya terpilih menjadi Wamenhan pada tahun 2010.
sumber :merdeka.com
"Beliau ini (Sjafrie) orang yang sangat dekat dengan masyarakat Jakarta saat itu. Dia dielu-elukan kaum ibu-ibu kala itu. Tepatlah Jakarta dipimpin seorang militer," kata Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerindra DKI Abdul Ghoni, Minggu (5/22).
Menurut Ghoni, pengalaman Sjafrie menjabat Pangdam Jaya periode reformasi 1998 bisa diandalkan dalam memimpin DKI Jakarta. "Saya pikir beliau sangat baik dalam kepemimpinan di Pangdam, terutama saat reformasi 1998. Kalau di Jakarta kerusuhan cukup dua hari saja, kalau daerah yang lain bisa dua pekan," sambung Ghoni.
Keyakinan Ghoni itu berkaca saat DKI Jakarta dipimpin Sutiyoso, yang juga mantan Pangdam Jaya. Saat itu, Sutiyoso menjabat gubernur DKI Jakarta selama dua periode yakni 1997-2002 dan 2002-2007.
"Contohnya, saat Soetiyoso memimpin, saat itu gejolak tak begitu dominan tapi pemerintahan sangat baik. Ada pula Soerjadi Soedirja. Banyak Gubernur DKI dari TNI," kata Ghoni.
Namun Ketua DPP Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria mengaku belum ada keputusan siapa yang bakal diusung oleh partainya. Menurut dia, proses saat ini tinggal keputusan yang dipilih oleh ketua umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Kita belum putuskan siapa. Nanti dari teman-teman DPD DKI yang sedang melakukan kajian, analisa survei-survei siapa yang harus diusung. Apakah dari internal atau dari eksternal partai," kata Riza.
Hal senada dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Menurut Dasco, keputusan sampai saat ini soal siapa yang akan diusung Gerindra untuk melawan incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ya kira-kira minggu depanlah, sekarang masih digodok sama Pak Prabowo," kata Dasco.
Partai Gerindra bisa saja masih enggan terbuka mengenai diusungnya Sjafrie Sjamsoeddin buat melawan Ahok. Namun jika ditelisik dari kedekatannya dengan Prabowo, mantan wakil menteri pertahanan itu bisa saja direstui untuk maju dalam Pilgub DKI mendatang.
Diketahui, Prabowo merupakan atasan Sjafrie saat menjabat Pangdam Jaya. Prabowo saat itu menjabat Pangkostrad.
Sebelum menjabat Pangdam Jaya, pria kelahiran 30 Oktober 1952 ini pernah menjabat sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1996. Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai Kasdam Jaya, barulah dipercaya menjadi Pangdam Jaya pada tahun 1997.
Pada tahun 1998, Sjafrie Sjamsoeddin menjabat sebagai Aster Kasum TNI yang juga merangkap jabatan sebagai Sahli Polhukam Panglima TNI. Kemudian pada tahun 2001, Letnan Jenderal TNI (Purn.) ini menjabat sebagai Koorsahli Panglima TNI.
Tidak cukup sampai di situ, Sjafrie Sjamsoeddin ternyata pernah menduduki posisi sebagai Kapuspen TNI pada tahun 2002-2005. Masih berlanjut, dia diamanahkan menjadi Sekjen Dephan pada tahun 2005. Hingga akhirnya terpilih menjadi Wamenhan pada tahun 2010.
sumber :merdeka.com