Mesir mengerahkan kapal selam robot untuk mencari perekam data penerbangan pesawat EgyptAir yang hilang.
"Kami sedang bekerja keras untuk menemukan dua kotak itu," kata Presiden Abdul Fattah al-Sisi dalam pernyataan pertamanya kepada umum tentang kecelakaan itu.
Airbus A320 sedang dalam perjalanan dari Paris ke Kairo dengan 66 orang di atas kapal ketika menghilang dari radar Kamis (19/5) pagi.
Sisi mengatakan "tidak ada teori tertentu yang dapat kita yakinkan sekarang" untuk apa yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat MS804.
Para penyelidik mengatakan, asap terdeteksi di berbagai bagian di kabin tiga menit sebelum pesawat lenyap dari radar.
Menteri penerbangan sipil Mesir mengatakan penyebabnya lebih mungkin serangan teror dibanding kegagalan teknis, tapi Sisi mengatakan memastikan penyebab kcelakaan bisa memakan waktu yang lama, dan menambahkan bahwa 'semua skenario adalah mungkin.'
Militer Mesir pada Sabtu lalu merilis gambar dari rompi penyelamat, barang-barang pribadi dan puing-puing yang menunjukkan logo EgyptAir yang ditemukan selama pencarian di Laut Tengah atau Laut Mediterania. Disebutkan, mereka juga menemukan bagian tubuh manusia, dan kopor.
Robot kapal selam yang tidak disebutkan namanya itu biasanya digunakan untuk rig minyak lepas pantai, ungkap sumber dari kementerian minyak negara itu seperti dikutip kantor berita Reuters.
Aviation Herald menyebut, detektor asap menyala di toilet sebelum sinyal lenyap.
Disebutkan, sistem menunjukkan bahwa pada jam 02:26 waktu setempat Kamis itu (06:26 WIB), asap terdeteksi dari toilet.
Semenit kemudian, alarm berbunyi mengindikasikan asap di bagian bawah kokpit yang berisi sistem elektronik dan komputer pesawat.
Pesan terakhir dari sistem yang disebut ACARS sampai pada pukul 06:29 WIB, dan kontak dengan pesawat lenyap empat menit kemudian.
ACARS digunakan mengunduh secara rutin data dari pesawat yang sedang terbang kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikannya.
Disebutkan, pesan-pesan adanya asap itu "biasanya berarti awal dari api yang menyala," namun, kata seorang juru bicara, "Kami tak mengambil kesimpulan apa pun. Semuanya masih dugaan belaka."
sumber : bbc.com
"Kami sedang bekerja keras untuk menemukan dua kotak itu," kata Presiden Abdul Fattah al-Sisi dalam pernyataan pertamanya kepada umum tentang kecelakaan itu.
Airbus A320 sedang dalam perjalanan dari Paris ke Kairo dengan 66 orang di atas kapal ketika menghilang dari radar Kamis (19/5) pagi.
Sisi mengatakan "tidak ada teori tertentu yang dapat kita yakinkan sekarang" untuk apa yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat MS804.
Para penyelidik mengatakan, asap terdeteksi di berbagai bagian di kabin tiga menit sebelum pesawat lenyap dari radar.
Menteri penerbangan sipil Mesir mengatakan penyebabnya lebih mungkin serangan teror dibanding kegagalan teknis, tapi Sisi mengatakan memastikan penyebab kcelakaan bisa memakan waktu yang lama, dan menambahkan bahwa 'semua skenario adalah mungkin.'
Militer Mesir pada Sabtu lalu merilis gambar dari rompi penyelamat, barang-barang pribadi dan puing-puing yang menunjukkan logo EgyptAir yang ditemukan selama pencarian di Laut Tengah atau Laut Mediterania. Disebutkan, mereka juga menemukan bagian tubuh manusia, dan kopor.
Robot kapal selam yang tidak disebutkan namanya itu biasanya digunakan untuk rig minyak lepas pantai, ungkap sumber dari kementerian minyak negara itu seperti dikutip kantor berita Reuters.
Aviation Herald menyebut, detektor asap menyala di toilet sebelum sinyal lenyap.
Disebutkan, sistem menunjukkan bahwa pada jam 02:26 waktu setempat Kamis itu (06:26 WIB), asap terdeteksi dari toilet.
Semenit kemudian, alarm berbunyi mengindikasikan asap di bagian bawah kokpit yang berisi sistem elektronik dan komputer pesawat.
Pesan terakhir dari sistem yang disebut ACARS sampai pada pukul 06:29 WIB, dan kontak dengan pesawat lenyap empat menit kemudian.
ACARS digunakan mengunduh secara rutin data dari pesawat yang sedang terbang kepada maskapai penerbangan yang mengoperasikannya.
Disebutkan, pesan-pesan adanya asap itu "biasanya berarti awal dari api yang menyala," namun, kata seorang juru bicara, "Kami tak mengambil kesimpulan apa pun. Semuanya masih dugaan belaka."
sumber : bbc.com