Anak-anak di bawah umur 5 tahun ternyata lebih senang memberi ketimbang menerima. Fakta ini merupakan hasil eksperimen yang dilakukan oleh ilmuwan dari University of British Columbia.
Penelitian dilakukan dengan memberikan beberapa potong cracker kepada para balita. Beberapa menit kemudian, peneliti meminta balita memberikan dua potong cracker, satu untuk peneliti dan satu lagi untuk binatang peliharaan.
Ekspresi wajah balita direkam, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa sifat rela berkorban sangat kental pada balita. "Orang berpendapat anak-anak cenderung egois, tapi penelitian kami menunjukkan mereka pemurah," kata ahli psikologi dari University of British Columbia, Lara Aknin.
Temuan ini menjelaskan kehadiran sifat rela berkorban. Manusia berevolusi sambil mengembangkan sifat pro-sosial dengan menganggap memberikan barang kepada orang lain sebagai hal yang memuaskan. Rela berkorban kemudian dianggap sebagai prestasi.
Sifat murah hati biasanya diajarkan pada anak sebelum usia 2 tahun. Setiap kali memberikan barang, anak diberi pujian. Pemaksaan terkadang dilakukan kepada anak yang enggan memberikan barang kepada orang lain.
Pengajaran seperti ini menyebabkan orang beranggapan anak bermurah hati akibat paksaan dari lingkungan. Eksperimen Aknin membantah anggapan ini. Anak dengan senang hati menyerahkan barang kepada binatang peliharaan yang jelas-jelas tak akan memberikan imbal balik.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak rela memindahkan barang miliknya ke tangan orang lain tanpa pamrih. Tekanan sosial tak mempengaruhi sifat ini. Penelitian lain menyebutkan, pemaksaan terhadap sifat rela berkorban justru menghambat perkembangan sifat ini dalam waktu cepat atau dua tahun setelahnya.
Penelitian dilakukan dengan memberikan beberapa potong cracker kepada para balita. Beberapa menit kemudian, peneliti meminta balita memberikan dua potong cracker, satu untuk peneliti dan satu lagi untuk binatang peliharaan.
Ekspresi wajah balita direkam, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa sifat rela berkorban sangat kental pada balita. "Orang berpendapat anak-anak cenderung egois, tapi penelitian kami menunjukkan mereka pemurah," kata ahli psikologi dari University of British Columbia, Lara Aknin.
Temuan ini menjelaskan kehadiran sifat rela berkorban. Manusia berevolusi sambil mengembangkan sifat pro-sosial dengan menganggap memberikan barang kepada orang lain sebagai hal yang memuaskan. Rela berkorban kemudian dianggap sebagai prestasi.
Sifat murah hati biasanya diajarkan pada anak sebelum usia 2 tahun. Setiap kali memberikan barang, anak diberi pujian. Pemaksaan terkadang dilakukan kepada anak yang enggan memberikan barang kepada orang lain.
Pengajaran seperti ini menyebabkan orang beranggapan anak bermurah hati akibat paksaan dari lingkungan. Eksperimen Aknin membantah anggapan ini. Anak dengan senang hati menyerahkan barang kepada binatang peliharaan yang jelas-jelas tak akan memberikan imbal balik.
Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anak rela memindahkan barang miliknya ke tangan orang lain tanpa pamrih. Tekanan sosial tak mempengaruhi sifat ini. Penelitian lain menyebutkan, pemaksaan terhadap sifat rela berkorban justru menghambat perkembangan sifat ini dalam waktu cepat atau dua tahun setelahnya.
sumber : tempo.co