Showing posts with label jokowi. Show all posts
Showing posts with label jokowi. Show all posts

Wednesday, June 8, 2016

Unknown

Presiden Jokowi Minta Banyak Diskon Menjelang Lebaran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti masalah kenaikan harga yang terjadi menjelang Lebaran. Jokowi pun meminta ada banyak diskon yang diberikan menjelang Idul Fitri.

Dilansir dari setkab.go.id, Rabu 8 Juni 2016, Jokowi mengatakan permintaan barang (demand) selalu naik menjelang Idul Fitri. Tapi, kalau pasokannya bisa dikendalikan, harga barang tentu tidak akan naik.

Negara-negara lain memberikan banyak diskon menjelang hari-hari besar, seperti Hari Lebaran, Hari Natal, dan Tahun Baru. "Kami ini mau Idul Fitri. Mestinya banyak diskon gitu, lho," kata Jokowi di Jakarta.

Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan Indonesia berbeda dengan negara-negara lainnya, yaitu harga barang justru naik menjelang Lebaran.

"Tempat lain bisa, kenapa kita nggak bisa. Kita ini ndak, ini mau Idul Fitri malah cepet-cepet naik," kata dia.

Jokowi mengatakan hal ini harus diubah. "Saya yakin itu mampu kita lakukan. Sangat terkonsep, terencana, dan pelaksanaan implementasi di lapangan itu diikuti," kata dia.

Mantan walikota Solo ini mengingatkan rakyat kecil yang nantinya terdampak dari kenaikan harga ini, termasuk buruh tani. "Kita harus ingat 82 persen petani kita adalah konsumen beras," kata Jokowi.

sumber : dream.co.id
Read More
Unknown

Menghina Jokowi Dengan Membajak Akun Facebook Perwira TNI

Akun Facebook milik anggota TNI bernama Lettu Kav Rhendy Jaury disebut telah diretas dan dibajak pihak tak bertanggung jawab.

Peretas menggunakan akun itu untuk menyebarkan konten yang diduga menghina Presiden Joko Widodo.

Berdasarkan siaran pers Pusat Penerangan TNI pada Rabu (8/6/2016), hal tersebut diketahui pertama kali tanggal 1 Juni 2016. Ada akun salah seorang netizen di Facebook yang mengunggah screen capture di kolom komentar dalam laman ForumAhok.com.

Isinya adalah komentar akun Rhendy yang diduga bermuatan penghinaan dan berbau SARA. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memerintahkan POM TNI memeriksa Rhendy.

"Segera laksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan pengusutan dengan tuntas," ujar Panglima.

Hasil pemeriksaan, Rhendy diketahui berdinas di Yonkav-1/1 Kostrad. Ia mengaku, membuat akun Facebook pada November 2008. Namun pada 2012, ia tidak lagi aktif di Facebook lantaran tidak bisa mengakses akunnya sendiri.

"Facebook saya tidak bisa dibuka sejak tahun 2012. Password sudah tidak bisa dibuka karena sudah diganti orang lain," ujar Rhendy saat diperiksa.

Selain itu, Panglima TNI juga meminta tim digital forensik TNI untuk mengecek akun Rhendy. Rupanya, tim menemukan fakta bahwa ada 35 nama palsu atas nama Rhendy sendiri.

Tanggal 4 Juni 2016, Rhendy resmi melaporkan pembajakan akun Facebook miliknya ke Polda Metro Jaya.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman mengatakan, atas serangkaian pemeriksaan, dipastikan bahwa konten yang diduga bermuatan penghinaan dan berbau SARA kepada Presiden bukanlah anggota TNI.

"Jadi tidak benar anggota TNI melakukan penghinaan terhadap Presiden RI. Yang terjadi adalah upaya mendiskreditkan TNI melalui pembajakan akun facebook Lettu Kav Rhendy Jaury. Kami bisa yakinkan itu, karena telah dilakukan pemeriksaan secara cermat," ujar Tatang.

sumber : kompas.com
Read More

Monday, May 30, 2016

Unknown

Jokowi Minta Syarat Calon Independen Tak Diperberat

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa pembahasan revisi Undang-undang Nomir 1 Tahun 2015 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di DPR sudah hampir rampung. Masalah krusial yang menjadi perdebatan di parlemen sudah disepakati.

"Ratas hari ini saya, Menko Polhukam dan Menkum HAM laporan kepada Presiden mengenai perkembangan pembahasan revisi UU Pilkada untuk memasuki persiapan Pilkada serentak tahap kedua yang dilaksanakan pada Februari tahun depan. Sabtu pekan lalu rapat dengan DPR sudah masuk tahap semifinal, saya dan Menkum HAM hadir. Masalah krusial sudah kami putuskan bersama," kata Tjahjo kepada wartawan usai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta, Senin (30/5/2016).

Dia menuturkan, hari ini tim perumus dari dari Komisi II DPR bersama Pemerintah telah merumuskan dan menyinkronkan hal-hal yang telah disepakati atas revisi UU Pilkada tersebut. Sementara itu, Presiden Joko Widodo memberikan arahan yang menjadi sikap Pemerintah, ada beberapa hal.

Di antaranya adalah hal-hal yang sudah bagus dalam UU No 1 Tahun 2015 tidak perlu diubah.

"Hal-hal ‎yang berkaitan revisi berangkat dari UU 1 Nomor 2015 yang sudah baik pelaksanaannya dalam Pilkada serentak 2015 agar tidak diubah. Dan ini terbukti untuk calon independen tidak diperberat, batas parpol tetap 20 persen dan 25 persen (parliamentary threshold)," ‎ujar dia.

Kemudian, untuk TNI-Polri, PNS (pegawai negeri sipil), termasuk anggota dewan baik itu DPR maupun DPRD harus mengundurkan diri jika maju Pilkada. Untuk anggota TNI dan Polri sudah diatur dalam UU TNI dan UU Polri, begitu pula dengan PNS yang diatur dalam UU Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Tetapi untuk DPR, DPRD sudah ada putusan MK ‎(harus mundur jika maju Pilkada)," tutur dia.

Dia menambahkan, sikap pemerintah dalam hal ini tidak ingin bertentangan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi bahwa anggota dewan yang maju Pilkada harus mengundurkan diri.

"‎Itu kesepakatannya, sehingga hal-hal yang berkaitan dengan UU secara prinsip selesai. Hari ini tim perumus dan tim sikronisasi (menggodok), mudah-mudahan besok siang pandangan mini fraksi dan pandangan mini pemerintah menyepakati pembahasan. Dan mudah-mudahan tanggal 1atau 2 Juni sah diputuskan dalam rapat paripurna DPR," kata dia.

sumber : suara.com
Read More
Unknown

Wow ! Jokowi Belanja Speaker Di Harco Mangga Dua



Presiden Jokowi memang kerap pergi ke tempat umum tanpa pengawalan ketat. Seperti yang terlihat pada Minggu (29/5/2016), Jokowi berbelanja di Harco Mangga Dua, Jakarta Pusat.
Dalam Facebook seorang netizen bernama Tjan Andry, Jokowi yang mengenakan baju khasnya yakni kemeja putih ditemani putra bungsunya Kaesang Pangarep yang mengenakan kaos hitam. Jokowi terlihat memilih speaker dengan ditemani anaknya kemarin sekitar pukul 12.00 WIB.

"Baru kali ini lihat Presiden belanja sendiri tanpa pengawalan ketat dan wahh...My Best President JOKOWI," tulis Tjan yang berada di Harco Mangga Dua dan berada di seberang Jokowi saat mengambil foto tersebut, seperti dikutip detikcom, Senin (30/5/2016).

Pegawai toko tampak melayani Presiden dengan baik. Mereka menunjukkan pada Jokowi dan Kaesang barang-barang elektronik yang diperlukan keduanya. 


Beberapa Paspampres yang mengenakan batik tidak terlalu ketat mengawal Jokowi. Paspampres melihat dari jauh saat Jokowi sedang melihat-lihat barang elektronik.

Kepala Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan Bey Machmudin, kepada detikcom membenarkan Jokowi berbelanja ke Mangga Dua kemarin siang. "Iya betul Presiden dan Ibu bersama putra. Setelah itu mereka makan," kata Bey.

sumber : detik.com
Read More
Unknown

Presiden Perlu Evaluasi Kinerja Mendag & Mentan Karena Harga Pangan Naik

Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Djohan mempertanyakan kinerja Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Lembong dan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. Keduanya dinilai menjadi biang kerok terjadinya lonjakan harga pangan jelang Bulan Ramadan dan impor bawang merah.

"Dari pada impor, mending buat kebijakan terbatas penetapan harga eceran tertinggi selama puasa lebaran yang untungkan semua pihak terkait, dengan memastikan petani dan pedagang untung optimal tapi tetap dalam batas wajar. Sementara rakyat, konsumen yang sedang rayakan lebaran juga tidak hadapi harga yang terlalu tinggi, termasuk pemerintah sendiri akan tercapai tujuannya," ujar Daniel saat dihubungi, Senin (30/5).

Politikus PKB ini menilai, harusnya antar kementerian terjalin koordinasi yang kuat. Bukan malah selisih paham dengan Presiden Jokowi terkait kebijakan impor.

"Jadi jangan buat kebijakan yang menekan salah satu pihak terkait secara tidak seimbang karena malah akan buat harga tidak terkendali, menteri harus kerja sama, bukan saling menyalahkan. Tentang harga ini ujian tuk mentan," ujarnya.

Dihubungi secara terpisah, Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio, mengungkapkan bahwa, jika kinerjanya dianggap tidak mampu menjalankan amanah dari Presiden Jokowi, kedua menteri tersebut tak layak dipertahankan.

"Kalau memang gagal membuat Indonesia lebih baik dan gagal terjemahkan Nawacita, ya harus diganti," kata Hendri.

Presiden Jokowi sebelumnya sudah menginstruksikan harga bahan pangan termasuk harga bawang merah turun jelang puasa dan lebaran. Namun, fakta di lapangan harga pangan tetap tinggi dan membuat masyarakat kerepotan jelang bulan ramadan.

Karenanya, Hendri meminta agar Presiden Jokowi tak ragu untuk mengevaluasi kinerja Amran dan Lembong. "Jadi Jokowi jangan cuma diam, perlu dilakukan evaluasi," pungkasnya.

sumber : merdeka.com
Read More

Wednesday, May 25, 2016

Unknown

Perppu Kebiri Ditandatangani Jokowi

Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perppu ini akan segera dikirimkan dan dimintakan persetujuan DPR dalam waktu dekat.

Jokowi mengatakan, Perppu ini dikeluarkan menyusul meningkatnya secara signifikan kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia saat ini.

"Butuh penanganan luar biasa karena mengancam, membahayakan jiwa dan tumbuh kembang anak. Kejahatan ganggu rasa kenyamanan, keamanan, ketertiban masyarakat," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/5).

Perppu ini memuat pemberatan dan penambahan hukuman. Mulai dari hukuman pidana penjara paling singkat 10 tahun dan paling lama 20 tahun, hukuman penjara seumur hidup, dan hukuman mati.

Penambahan pidana seperti kebiri kimia, pengungkapan identitas, dan pemasangan alat deteksi elektronik pelaku kekerasan seksual terhadap anak.

"Ini memberikan ruang kepada hakim menghukum seberat-beratnya sehingga memberikan efek jera," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menuturkan, Perppu ini tidak akan berlaku surut. Setelah berlaku, Perppu ini tidak akan berlaku retroaktif terhadap terpidana kekerasan seksual kepada anak.

Institue for Criminal Justice Reform (ICJR) secara umum menolak penggunaan tindakan kebiri dan juga hukuman mati sebagai bagian dari pemberatan pidana.

“ICJR akan memonitoring pasal kebiri, memperlajari hak-hak korban, pemberatan pidana, dan akan melakukan kajian apakah perppu ini berdaya guna,” ujar Direktur Eksekutif ICJR Supriyadi W. Eddyono dalam keterangannya kepada CNN Indonesia.com, Rabu (25/5).

Mengenai rencana judicial review, ICJR mash menunggu naskah resmi dari pemerintah dan sikap Dewan Perwakilan Rakyat.

sumber : cnnindonesia.com
Read More

Tuesday, May 24, 2016

Unknown

Masalah Ini Hambat Kemajuan Indonesia

Presiden Joko Widodo resmi membuka Konvensi Nasional Indonesia Berkemajuan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Senin, 23 Mei 2016, bersama seluruh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jokowi hadir bersama Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, serta Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

Di depan ribuan tokoh, pengurus, dan anggota Muhammadiyah, Jokowi berharap konvensi bertema “Jalan Perubahan Membangun Daya Saing Bangsa” itu bisa menguatkan mental kebangsaan. Dia berpendapat, Indonesia selama ini tertinggal dari banyak bangsa lain karena enam masalah: orang Indonesia tidak konsisten untuk bekerja keras, tak konsisten berpikir positif, tidak bekerja produktif, mudah membesar-besarkan masalah, berpikir menjelek-jelekkan, dan gemar mencemooh yang lain.

Jokowi mengingatkan Indonesia merupakan bangsa yang besar, tapi peringkat daya saingnya di ASEAN saja masih tertinggal oleh Singapura, Malaysia, dan Thailand. Karena itu, Jokowi menyerukan persatuan semua elemen bangsa untuk memperkuat modal sosial dalam memenangi kompetisi. "Jangan mau dipecah belah untuk kepentingan sempit dan tidak produktif. Musuh utama kita adalah kemiskinan dan keterbelakangan,” kata Jokowi.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan konvensi yang digelar oleh organisasinya itu bukan ajang beradu retorika. Acara yang pertama kali digelar Muhammadiyah itu bertujuan memunculkan optimisme baru dalam penuntasan beragam masalah kebangsaan. “Muhammadiyah lebih suka berpikir dan bekerja,” ujar Haedar.

Haedar menegaskan, selama seabad terakhir, Muhammadiyah telah berupaya mencerdaskan bangsa dan menghadirkan Islam yang berkemajuan di Indonesia. Spirit sejarah ini, menurut dia, patut diwarisi sebagai karakter kebangsaan Indonesia yang berkomposisi majemuk. “Kami ingin Indonesia berani menghadapi masalah dengan cara cerdas, tanpa harus meratapi masalah itu,” ucapnya.

Dalam konvensi dua hari ini, para tokoh, pejabat negara, politikus, akademikus, dan cendekiawan dipastikan akan hadir. Pada konvensi hari pertama, mantan Wakil Presiden Boediono, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin, dan mantan Menteri Agama Malik Fadjar akan berbicara. Di hari yang sama, juga ada dialog kebangsaan yang menghadirkan pembicara dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan akademikus, yakni Buya Ahmad Syafii Maarif, Amien Rais, Jimly Ashiddiqie, dan Hasyim Muzadi.

Sedangkan pada konvensi hari kedua, beberapa kepala daerah yang selama ini terkenal berprestasi akan hadir membicarakan topik politik dan otonomi daerah, di antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Bupati Bojonegoro Suyoto. Selain sejumlah tokoh itu, dua menteri juga dijadwalkan hadir dalam konvensi sebagai pembicara adalah Menteri Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan.

Sejumlah akademikus juga dipastikan akan turut menyampaikan materi dalam konvensi. Mereka antara lain pakar ekonomi Sri Adiningsih dan Lincolin Arsyad; pakar politik Purwo Santoso; mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas; mantan anggota Komisi Pemilihan Umum, Chusnul Mariyah; serta akademikus Chamamah Soeratno, Amien Abdullah, dan Siti Norjannah Djohantini.

sumber : tempo.co
Read More
Unknown

Kecewanya Jokowi Terhadap Menteri

Presiden Jokowi kecewa betul dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hanya 4,92 persen pada triwulan I 2016.

Saking kecewanya, ia menuding para menteri tak mengerjakan apa yang diinstruksikannya, terutama soal penyerapan anggaran pembangunan.

Tak hanya Jokowi, semua tentu galau dengan laju pertumbuhan 3 bulan pertama tahun 2016.

Sebab, angka tersebut berada di bawah konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan akan mencapai 5,1 persen.

Juga lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,04 persen.

Produk domestik bruto (PDB) atau output aktivitas ekonomi Indonesia selama triwulan I 2016, seperti dilansir dari data BPS, hanya sebesar Rp 2.947 triliun, tak jauh berbeda dengan PDB triwulan IV 2015 yang sebesar Rp 2.945 triliun, bahkan lebih rendah dibandingan triwulan III 2015 yang sebesar Rp 2.998 triliun.

Artinya, selama triwulan I 2016, hampir tidak ada kemajuan aktivitas ekonomi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Padahal, selama kurun waktu tersebut, Jokowi telah berkeliling ke banyak daerah untuk meresmikan proyek-proyek infrastruktur.

Pemerintahan Jokowi juga terus mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang kini telah mencapai jilid ke-12.

Tujuan paket-paket kebijakan itu adalah mendorong investasi, memperbaiki daya saing, dan meningkatkan daya beli masyarakat.

Jokowi dalam setiap kesempatan berpidato di depan umum, terus menyerukan pentingnya deregulasi untuk menghapus ribuan aturan yang selama ini menghambat investasi.

Proses perizinan juga harus disederhanakan dan dipermudah. Tidak lagi berbilang hari, melainkan dalam hitungan jam, izin investasi atau usaha sudah harus keluar.

Terlebih lagi, Jokowi telah berulangkali menginstruksikan kepada para menterinya untuk melakukan lelang pengadaan barang dan jasa lebih awal sehingga pada awal-awal tahun diharapkan aktivitas ekonomi sudah bisa bergulir.

Namun apa daya, PDB yang terbentuk dari belanja pemerintah selama triwulan I 2016 hanya sebesar Rp 200,31 triliun.

Nilai tersebut memang lebih besar dibandingkan PDB belanja pemerintah pada triwulan I 2015 yang senilai Rp 180,35 triliun.

Akan tetapi, peningkatannya tidak terlampau signifikan untuk mendorong dan mestimulus perekonomian.

Di sisi lain, pendorong ekonomi lainnya yakni investasi dan ekspor, masih tergolong lemah. PDB dari investasi dan ekspor pada triwulan I 2016 lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2015.

PDB konsumsi masyarakat memang meningkat. Namun peningkatannya tidak signifikan karena lebih didorong oleh pertumbuhan penduduk, bukan oleh menguatnya daya beli

Penerimaan seret

Secara riil, tahun ini, pemerintah sebenarnya lebih agresif dalam berbelanja.

Hingga akhir April 2016, mengutip data Kementerian Keuangan, total belanja negara sudah mencapai Rp 586,8 triliun atau 28 persen dari target belanja dalam APBN 2016 sebesar Rp 2.095,7 triliun.

Dalam periode yang sama tahun 2015, belanja baru sebesar 25 persen dari target APBN.

Bahkan pada 2014, saat Presiden SBY masih berkuasa, total belanja pemerintah pada periode yang sama hanya 23 persen dari target APBN.

Artinya, upaya keinginan Jokowi untuk mempercepat penyerapan anggaran di awal tahun sebenarnya sudah berjalan.

Sayangnya, Indonesia bukan negara kaya yang simpanannya berlimpah.

Seperti sebagian besar warganya, keinginan pemerintah untuk berbelanja harus kepentok oleh ketersediaan uang yang ada di saku.

Sialnya lagi, pendapatan negara tahun ini justru melempem.

Pendapatan negara hingga akhir April 2016 hanya sebesar Rp 419.2 triliun, atau 23 persen dari target pendapatan negara dalam APBN 2016 sebesar Rp 1.822,5 triliun.

Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan akhir April 2015 yang sebesar 25,1 persen.

Jadi, gelora belanja pemerintah tahun ini tidak diimbangi oleh pendapatan yang sepadan. Rendahnya pendapatan negara dipicu oleh lemahnya penerimaan pajak.

Dampak pajak sangat terasa sebab porsinya mencapai 75 persen dari total pendapatan negara.

Hingga akhir April 2016, realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 272 triliun atau hanya 20 persen dari target senilai Rp 1.360 triliun.

Bahkan, pencapaian itu masih lebih rendah dibandingkan realisasi pajak hingga akhir april 2015 yang sebesar Rp 307 triliun.

Rendahnya penerimaan pajak tidak terlepas dari lesunya perekonomian.

Banyak perusahaan di sektor pertambangan, industri pengolahan, dan perdagangan yang keuntungannya terus menurun hingga kini sehingga pajak yang ditarik pun menjadi minim.

Lesunya perekonomian pada triwulan I 2016 sebenarnya sudah diperkirakan banyak pihak.

Dari sisi eksternal, ekonomi di Eropa dan Jepang masih terpuruk. Pemulihan ekonomi Amerika Serikat pun belum solid.

Sementara ekonomi Tiongkok, meskipun mengarah ke kondisi yang lebih stabil, namun risiko pelemahan masih tinggi.

Kondisi ini menyebabkan PDB ekspor Indonesia terus menyusut dari Rp 599,3 triliun pada triwulan I 2015 menjadi Rp 533,6 triliun pada triwulan I 2016.

Namun, pemerintah sepertinya terlalu percaya diri dan menggantungkan harapan pada asumsi-asumsi yang “indah”.

Pemerintah terlalu pede, paket-paket kebijakan yang dirilis akan berdampak segera pada perekonomian.

Pemerintah juga terlalu berasumsi, penerimaan pajak dapat digenjot dengan ekstensifikasi dan penegakan hukum yang tegas termasuk pemberlakuan tax amnesty atau pengampunan pajak.

Berbekal rasa percaya diri dan asumsi –asumsi “indah” itu, pemerintah pun menargetkan penerimaan pajak yang ambisius.

Karena merasa potensi penerimaan cukup besar, pemerintah juga akhirnya merancang belanja yang lebih ambisius.

Ternyata perhitungan itu meleset.

Birokrasi yang ribet dan mental birokrat yang korup membuat implementasi paket kebijakan tidak semulus yang diperkirakan.

Ditjen Pajak juga kesulitan meluaskan basis wajib pajak di tengah ekonomi yang terpuruk saat ini.

Implementasi tax amnesty pun mendapatkan banyak ganjalan.

Banyak pihak menentang pemberlakuan tax amnesty karena menilai kebijakan tersebut tidak fair dan hanya menguntungkan para pengempang pajak, koruptor, dan pencuci uang.

Utang

Namun, kendati penerimaan seret, pemerintah terus memacu belanja, terutama belanja infrastruktur yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp 313,5  triliun.

Dampaknya, hingga akhir April 2016, defisit anggaran sudah mencapai Rp 167,6 triliun atau 61,3 persen dari target defisit  2016 sebesar Rp 273,2 triliun.

Tahun lalu, pada periode yang sama, defisit baru mencapai 31 persen dari target.

Artinya, dalam empat bulan pertama  2016, pemerintah sudah harus berutang cukup besar untuk membiayai belanja.

Kini pemerintah sadar, keuangan negara tengah kritis. Pemerintah pun berencana memangkas belanja sebesar Rp 50 triliun. Namun, pemerintah menegaskan, belanja infrastruktur tetap jadi prioritas.

Sepahit apapun, infrastruktur tetap harus dibangun. Sebab, tanpa infrastruktur yang memadai, bangsa Indonesia tak akan pernah bisa melangkah maju.

Artinya, jika pemangkasan anggaran belum cukup, pemerintah tentu harus berutang lebih banyak untuk membiayai defisit.

Target defisit dalam APBN 2016 adalah sebesar Rp 273,2 triliun.

Untuk membiayai defisit tersebut, pemerintah berencana menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) neto dalam denominasi rupiah sebesar Rp 272,8  triliun dan utang luar negeri neto sebesar Rp 400 miliar.

Pembiayaan defisit tersebut setara dengan 2,15 persen dari PDB yang diperkirakan mencapai Rp 12.703,8 triliun.

Berdasarkan aturan, pemerintah bisa melebarkan defisit hingga 3 persen PDB. Namun, jika itu dilakukan, utang pemerintah akan meningkat signifikan meskipun tetap berada dalam batas aman.

Berdasarkan data Kemenkeu, posisi utang pemerintah per akhir Maret 2016 sebesar Rp 3.271,82 triliun.

Rinciannya, utang dalam bentuk pinjaman luar negeri sebesar Rp 745,82 triliun, pinjaman dalam negeri sebesar Rp 4,34 triliun, dan utang dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 2.521,66 triliun.

Jumlah utang ini meningkat sebesar Rp 173,18 triliun dibandingkan akhir tahun 2015 yang sebesar Rp 3.098,64 triliun.

Langkah lain yang ditempuh pemerintah adalah mendorong pengesahan UU tax amnesty sesegera mungkin.

Sebab, dari tax amnesty, pemerintah bisa mendapatkan tambahan pajak sebesar Rp 70 triliun – 100 triliun.

Kita tunggu, bagaimana akhirnya pemerintah menemukan jalan keluar dari situasi yang pelik ini.

Kini, pemerintah dan DPR tengah membahas RUU Tax Amnesty.

Selanjutnya, eksekutif akan mengajukan rancangan strategi anggaran baru yang akan dituangkan dalam APBN-Perubahan 2016.

Kurang beruntung

Melesetnya rencana dan strategi Jokowi bukan kali ini saja terjadi.

Pada tahun 2015 yang merupakan tahun pemerintahan Jokowi, strategi penganggaran juga tidak berjalan sesuai rencana.

Namun, melesetnya rencana anggaran bukan melulu karena ketidakbecusan pemerintahan Jokowi memprediksi situasi ekonomi dan mengelola anggaran.

Ada faktor kekurangberuntungan juga yang menyelimuti pemerintahan Jokowi.

Awalnya, Jokowi datang memberi harapan bagi rakyat Indonesia, termasuk asa untuk memperbaiki ekonomi Indonesia yang bagai benang kusut alias tak tahu darimana harus diperbaiki.

Jokowi adalah presiden pertama yang berani mendobrak kebuntuan dengan mengubah besar-besaran wajah APBN.

Wajah APBN yang sebelumnya tidak produktif karena begitu minimnya anggaran stimulus dirombak sehingga menjadi lebih produktif.

Anggaran subsidi yang selama bertahun-tahun membelenggu  pemerintah karena besarannya mencapai 20 – 30 persen belanja negara dipangkas signifikan dan beberapa jenis subsidi, seperti premium, bahkan dihapus.

Dengan menghapus subsidi, pemerintah Jokowi berharap bisa mengantongi dana kurang lebih Rp 200 triliun, yang akan dialihkan untuk kegiatan produktif terutama pembangunan infrastruktur.

Tahun 2015, anggaran infrastruktur pun dipatok sebesar Rp 290,3 triliun, yang merupakan anggaran infrastruktur tahunan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

Jumlah tersebut meningkat hampir Rp 100 triliun dibandingkan anggaran infrastruktur tahun sebelumnya.

Dalam APBN 2015, pemerintah mengasumsikan harga minyak bisa mencapai 105 dollar AS per barrel.

Dengan asumsi itu, pemerintah menargetkan pendapatan pajak dari migas bisa mencapai Rp 88,71 triliun dan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dari migas sebesar Rp 224,26 triliun.

Namun, apa yang terjadi? Siapa menyangka, harga minyak akan terus jatuh hingga mencapai titik terendahnya sekitar 30 dollar AS per barrel.

Akibatnya, mimpi menangguk penerimaan besar dari minyak dan gas (migas) menjadi kandas. Di akhir tahun 2015, realisasi pajak dari migas hanya Rp 41,4 triliun.

PNBP dari migas juga anjlok hanya sekitar Rp 110 triliun atau setengahnya dari target semula.

Tak hanya migas, pendapatan negara dari komoditas lain juga merosot akibat jatuhnya harga hampir seluruh komoditas di pasaran dunia.

Di sisi lain, akibat pelemahan ekonomi global dan domestik, penerimaan pajak  meleset sekitar Rp 253,5 triliun. Hancurnya sisi penerimaan sudah pasti akan memengaruhi sisi belanja.

Pemerintah otomatis tidak bisa berbelanja sebagaimana yang direncanakan, termasuk memenuhi belanja infrastruktur.

Akhirnya, dari target belanja infrastruktur sebesar Rp 290,3 triliun, realisasinya sekitar Rp 254,9 triliun.  

Itupun dilakukan dengan penambahan utang yang totalnya mencapai Rp 490 triliun sepanjang tahun 2015.

Tantangan berat

Jelas sudah, kombinasi kesialan, perencanaan yang kurang matang, kebijakan ekonomi yang tidak efektif, dan keinginan belanja besar telah menempatkan Jokowi dalam posisi dilematis.

Mau genjot penerimaan pajak, ekonomi sedang sulit. Ingin dorong aktivitas ekonomi, kebijakan yang diterapkan kurang efektif. Berniat pangkas belanja, infrastruktur tetap harus dibangun.

Berharap lanjutkan pembangunan infrastruktur, utang bakal bertambah signifikan.

Situasi makin suram karena pekan lalu, Bank Indonesia merevisi turun prediksinya atas angka pertumbuhan ekonomi Indonesia  2016 dari 5,2 – 5,6 persen menjadi 5 – 5,4 persen.

Artinya, target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah tahun ini sebesar 5,3 persen bakal sulit tercapai.

Jika perekonomian 2016 kembali suram, maka asa untuk bisa tumbuh 8 persen pada tahun  2019  niscaya tak akan pernah jadi kenyataan.

Namun, seperti terus didengungkan Jokowi, api optimisme harus tetap dijaga. Saatnya semua pihak harus bahu membahu mewujudkan kemajuan ekonomi.

Masyarakat, mari berbelanja agar ekonomi berputar lebih cepat. Pelaku usaha, mari berinvestasi dan berekspansi, jangan hanya wait and see.

Kita tentu tak ingin kecewa lagi, apalagi Presiden Jokowi.

sumber : kompas.com
Read More

Saturday, May 14, 2016

Unknown

Kereta Bandara Beda Dengan Kereta Umum pinta Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada PT Angkasa Pura II agar kereta khusus ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta dibedakan dari kereta umum. Jokowi juga minta tak cuma ada satu jurusan saja.

"Pak Presiden minta, kereta ke Bandara harus lebih kelihatan bagus, harus beda. Selain itu juga dia meminta agar tidak hanya satu kereta saja, ada kereta jurusan lain, misalnya dari Kemayoran ke sini atau dari Halim, beliau memang pemikirannya sudah jauh sekali," ujar Direktur PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi.

Presiden juga berharap PT Angkasa Pura II memperhatikan airside yang sampai saat ini seharusnya sudah dalam tahap pembangunan. "Aksesibilitas memang sangat diperhatikan Pak Presiden, dia minta runway ketiga segera, karena lebaran kan harus beroperasi T3 Ultimate," terang Budi.

Diakui Budi, ketika Presiden meminta itu semua, dia langsung mencatat segalanya untuk disampiakan juga kepada PT Railink yang merupakan anak perusahaan dari PT Angkasa Pura II serta PT Kereta Api Indonesia.

"Saya harus mengkonsolidasikan tim, langsung kita kabarin ke PT Railink," terangnya.

sumber: merdeka.com
Read More

Thursday, May 12, 2016

Unknown

Jokowi Masih Kalah Populer Dibanding Ahok

Berbagai isu yang kini menerpa calon gubernur DKI incumbent Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai tidak begitu banyak berpengaruh terhadap elektabilitasnya.  Di media sosial dan survei, Ahok dinilai masih berada di urutan tertinggi, bahkan dianggap lebih populer dari pada Presiden Jokowi.

"Survei enggak ada ngaruhnya, bahkan sepertinya lebih banyak Ahok ketimbang Jokowi di sosmed. Lebih seksi Ahok sepertinya. Media juga besar perannya," kata Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Aditya Perdana, di Kampus FISIP UI, Depok, Rabu (11/5/2016).

Sejauh ini, lanjutnya, meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah menyelidiki kasus RS Sumber Waras dan reklamasi, namun belum ada indikasi yang mengarah ke Ahok. Bahkan menurutnya isu reklamasi saat ini jauh lebih tenang.

"Sudah hal yang umum di dalam pertarungan pasti sisi negatif dari pihak lawan akan terus dimunculkan. Sumber Waras lah, Luar Batang lah Itu ujiannya juga sepertinya reklamasi sudah lewat," katanya.

Menurut Aditya, saat ini seluruh bakal calon gubernur DKI Jakarta masih saling menunggu situasi dan kondisi untuk bergerak lebih cepat. Semua balon masih memiliki peluang dan berhitung dari segi cost politic serta jumlah voters.

"Yang pasti semua lagi wait and see, lihat kondisi hari ini. Masih cukup waktu buat semua balon untuk siapkan strategi. Masih saling lihat-lihatan bahasanya, dimana pun begitu semua pilkada. Ada hitung-hitungan secara ekonomi dan votersnya," katanya

Aditya menilai bisa saja nanti mengerucut pada tiga pasang cagub atau lebih. Namun ia menilai Pilkada DKI tahun 2017 tidak akan sama dengan Pilkada 2012 yang memiliki 7 pasang calon.

"Tujuh pasang enggak mungkin sama dengan 2012. PKS saja sudah galau. Ada 2 peluang apakah akan terulang lagi 2007 saat incumbent Fauzi Bowo lawan PKS atau mungkin akan ada 3-4 calon. Jelas, kalau 3 pasang akan berat 1 putaran," jelasnya.

sumber : rimanews.com
Read More
Unknown

Bukti Pemerintah Tanggungjawab atas Keselamatan WNI

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengapresiasi Pemerintah Indonesia dalam pembebasan empat WNI di Filipina.

Ia menilai pembebasan tersebut melibatkan banyak pihak termasuk Pemerintah Indonesia dan Filipina.

"Kalau dibandingkan 10 WNI, 4 WNI ini kan jauh lebih cepat. Saya hargai langkah pemerintah dibawah menkopolhukam telah buktikan Indonesia bertanggungjawab penuh keselamatan WNI di luar negeri," kata Mahfudz ketika dihubungi, Rabu (11/5/2016).

Mahfudz melihat banyak pihak dibalik pembebasan empat WNI yang disandera kelompok bersenjata Filipina.

Pihak terkait seperti Kementerian Luar Negeri sebagai ujung tombak. Kemudian BAIS TNI serta KBRI di Manila.

"Dalam konteks penanganan di Filipina Selatan yang banyak memakan korban jiwa, keberhasilan pemerintah mengupayakan pembebasan WNI harus diapresiasi," katanya.

Politikus PKS itu juga meminta kesepakatan tiga negara Indonesia, Filipina dan Malaysia diintensifkan, termasuk dukungan TNI diperkuat pemerintah.

"Kasus ini terjadi di perairan maka bisa kurangi potensi perampokan dan penyanderaan, ini kan kewenangan Filipina," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa empat WNI yang disandera di wilayah Filipina berhasil dibebaskan.

Presiden mengungkapkan, pembebasan tersebut buah dari pertemuan trilateral antara Menlu Filipina, Menlu Malaysia dan Menlu RI, serta pertemuan antara Panglima Tentara Filipina, Malaysia dan TNI di Yogyakarta beberapa waktu lalu.

"Saya bersyukur bahwa inisiatif Indonesia dalam menyelenggarakan pertemuan trilateral di Yogyakarta yang lalu membuahkan hasil. Operasi ini adalah salah satu implementasi semangat pertemuan tersebut," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/5/2016).

sumber : tribunnews.com
Read More
Unknown

JK: Setnov Telah Menjual Nama Saya dan Presiden


Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah saat ini bersikap netral terkait pemilihan calon ketua umum partai Golkar. JK juga menekankan, pemerintah pusat tidak akan mencampuri urusan internal Partai Golkar.

"(Pemerintah) Netral. Saya minta kepada pejabat siapa saja, apalagi di daerah, jangan mengembalikan posisi sama seperti orde baru, pejabat-pejabat itu perintah-perintah gitu kan," ujar JK di Gedung Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (10/05/2016).

Dengan tegas JK mengatakan tak akan memberikan dukungan terhadap Setya Novanto yang belakangan dikabarkan mendapat dukungan dari pemerintah melalui Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

Ini karena Setya Novanto terlibat kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres dalam perkara perpanjangan kontrak karya Freeport.

"Apalagi diberitakan mendukung seseorang yang dulu justru menciderai Presiden dan Wakil Presiden, mengatasnamakan, menjual nama presiden. Masa saya dan Presiden mendukung seperti itu. Pasti tidak," tandas Mantan Ketua Umum Golkar itu.



sumber : rimanews.com
Read More

Wednesday, May 11, 2016

Unknown

Empat Sandera WNI Berhasil Dibebaskan

Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu sore, mengumumkan bahwa empat warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Filipina telah berhasil dibebaskan.

Keempat WNI kru kapal tunda Henry itu disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi sebelumnya menyatakan pemerintah berkoordinasi dengan otoritas Filipina untuk membebaskan keempat awak kapal tersebut.

Kelompok Abu Sayyaf membajak kapal tunda Henry pada 26 Maret 2016 dan telah menawan awaknya selama satu bulan lebih.

sumber : antaranews.com
Read More

Tuesday, May 10, 2016

Unknown

Impian Kampung Nelayan Jokowi dan Ahok


Brunei Darussalam menjadi negara kedua di Asia tenggara, setelah Malaysia yang pertama kali dikunjungi Jokowi usai dilantik menjadi Presiden RI.

Di negeri serumpun itu, Jokowi mengaku kagum melihat keberadaan Kampung Nelayan yang dikelola dengan baik oleh pemerintah. 

Jokowi bahkan berjanji akan membangun kampung nelayan seperti yang ada di kota Bandar Sri Begawan itu. Saat itu, ia berjanji akan menyulap beberapa kawasan nelayan, salah satunya di Jakarta menjadi seperti Kampung yang oleh Pemerintah Brunei dinamai Kampung Ayer.

Dalam kunjungan itu, Jokowi bahkan sempat menanyakan hal yang lebih mendetail kepada beberapa tokoh masyarakat di sana mengenai pengelolaan kampung, yang juga menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun dari luar Brunei.

Sebagai bentuk keseriusannya, sepulang dari Brunei Jokowi langsung meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadi Muljono untuk merevitalisasi kawasan-kawasan permukiman nelayan yang kumuh.

"Dipanggil karena Presiden punya ide untuk merevitalisasi kawasan nelayan yang kumuh, supaya bisa lebih rapi," kata Basuki kepada wartawan usai diterima Presiden Jokowi, di kantor Presiden, Jakarta, Senin 22 Juni 2014.

Menurut Jokowi, pemerintah telah memilih sekitar 10 kawasan nelayan kumuh di seluruh Indonesia untuk dijadikan proyek percontohan. Di antaranya Tegal, Belawan, dan Pekalongan.

Dua tahun berselang, janji menata Kampung Nelayan masih dalam berjalan. Namun, yang terjadi di Jakarta justru berbanding terbalik dengan perintah sang Presiden.

Gubernur Basuki Tjahaja Purnama justru berencana 'membersihkan' Kampung Nelayan Luar Batang demi pelaksanaan proyek reklamasi.  


Alih-alih menata kampung nelayan yang telah ada sejak masa penjajahan Belanda, Gubernur DKI yang karib disapa Ahok itu justru berniat memindahkan kampung nelayan pesisir utara Jakarta itu ke Kepulauan Seribu.

Menurut Ahok, pemindahan tersebut adalah solusi bagi nelayan pesisir Jakarta yang terdampak reklamasi.

"Sekarang ada enggak yang ribut makan kerang hijau? Teluk Jakarta ini dari tahun 1980-an terkontaminasi logam berat," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis 7 April 2016. 

Nantinya, lanjut Ahok, pemindahan nelayan ke Kepulauan Seribu beriringan dengan pembangunan rumah susun, kapal gratis untuk para nelayan. Sementara, kawasan Pasar Ikan itu disebut Ahok akan dialihfungsi menjadi kawasan wisata bahari.

"Nanti kayak Lapangan Fatahillah, depannya kan lapangan terbuka tuh. Kita kasih batu-batu alam. Bahasa kita apa ya? Mungkin alun-alun ya," ujar Ahok.

Ahok yakin para nelayan akan menyetujui rencana pemindahan itu. Apalagi, nelayan akan mendapat keuntungan dari hasil penjualan budidaya laut tersebut.

Protes Para Nelayan

Rencana itu, justru berbalas dengan aksi protes para nelayan. Mereka melakukan aksi penyegelan tiga pulau hasil reklamasi di pantai utara Ibu Kota. Para nelayan khawatir ekosistem laut akan semakin rusak dengan adanya reklamasi pantai utara Jakarta.

Sebab, nelayan tradisional lah yang akan terpengaruh jika ekosistem rusak.

"Saat mulai bikin Pulau C dan D itu hasil tangkapan mulai berkurang. Apalagi nelayan tradisional seperti kami, nelayan rajungan. Hasilnya sudah jauh berkurang, dibabat habis," ucap salah seorang perwakilan nelayan, Saefudin kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu 16 Maret 2016.

Munculnya aksi protes ditambah adanya masalah dalam penegakkan aturan, membuat pemerintah pusat turun tangan. Presiden Jokowi memutuskan untuk menghentikan sementara (moratorium) proyek reklamasi teluk Jakarta.

Moratorium akan berakhir usai semua syarat dan perizinan reklamasi dipenuhi para pengembang. Saat ini syarat perizinan masih digodok Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Menggantungnya pelaksanaan reklamasi pun akhirnya turut menggantung nasib warga Luar Batang, apakah akan sesuai dengan impian Jokowi, menjadikan mereka seperti para nelayan di Brunei atau harus rela tergusur demi reklamasi.

sumber : liputan6.com
Read More

Thursday, April 28, 2016

Unknown

Mengurus STNK yang Tidak Efisien Kritik Jokowi

Presiden Joko Widodo mengkritik pelayanan pengurusan surat tanda nomor kendaraan (STNK) di Indonesia. Menurut dia, pelayanan untuk mendapatkan STNK masih tidak efisien.

Menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Presiden menemukan fakta bahwa untuk mengurus STNK, seseorang mesti melewati tiga loket.

"Satu loket untuk Samsat, satu loket untuk Pemda, satu loket untuk Jasa Raharja. Yang seperti ini tidak boleh lagi," ujar Pramono seusai mengikuti rapat terbatas dengan Presiden tentang peningkatan pelayanan publik di Kantor Presiden pada Kamis (28/4/2016).

Presiden, kata Pramono, ingin agar pengurusan STNK melalui satu loket saja. Di dalam satu loket itulah pemerintah harus menyatukan lembaga terkait agar prosesnya lebih cepat.

Selain STNK, masih banyak lagi contoh yang lainnya. Presiden pun, lanjut Pramono, juga menginginkan agar kementerian atau lembaga yang memiliki pelayanan publik membuka jalur online. Hal itu untuk memudahkan dan mempercepat prosesnya.

Sebelumnya, Presiden meminta agar kualitas pelayanan publik ditingkatkan. Presiden tidak ingin rakyat mengeluh tentang pelayanan yang lamban, berbelit-belit, dan diwarnai pungutan liar (pungli).

"Saya tidak ingin lagi mendengar keluhan di rakyat mengenai pelayanan publik. Dioper sana-sini, berbelit-belit, tidak jelas waktu dan biayanya," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas soal peningkatan pelayanan publik di Kantor Presiden, Kamis (28/4/2016).

"Semuanya harus hilang, kurangi sebanyak-banyaknya dan hilang. Kemudian, praktik-praktik percaloan dan pungli juga harus hilang," lanjut dia.

Jokowi mengatakan, dia akan membentuk tim khusus untuk memantau situasi pelayanan publik. Pelayanan itu mencakup KTP elektronik, SIM, STNK, BPKB, akta lahir, akta nikah, izin usaha, hingga paspor.
>
sumber : kompas.com
Read More
Unknown

Jokowi Akan Ke Rusia

Presiden Joko Widodo direncanakan akan menghadiri acara KTT ASEAN-Rusia di Sochi, Rusia pada 18 hingga 20 Mei mendatang. Pembahasan di KTT tersebut, salah satunya adalah peningkatan kerja sama ekonomi dan juga Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Menurut rencana, Presiden akan hadir di KTT tersebut. KTT termasuk pertemuan kerja sama antara Rusia dan negara-negara ASEAN juga," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir, di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (28/4).

Pria disapa Tata ini mengungkapkan adanya peningkatan kerja sama ekonomi dengan negara-negara anggota ASEAN dan Rusia.

"Pastinya ada upaya untuk menyukseskan MEA dan juga meliputi kerja sama ASEAN dan Rusia di era yang baru ini," lanjut dia.

Tak hanya kerja sama di bidang ekonomi, namun juga permasalahan di bidang maritim akan dibahas dalam pertemuan antar kepala negara ini. Meski demikian, Tata meyebutkan pembahasan yang akan diungkapkan Indonesia masih disusun detilnya.

"Tentunya ada beberapa kesepakatan, namun outcomenya masih dibahas berikut detilnya juga," tuturnya.

Kerja sama Rusia dan ASEAN memang telah terjalin cukup lama, dan juga terus berkembang hingga saat ini. Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyebutkan pertemuan ini merupakan kesempatan bagi Rusia untuk memperkuat hubungan dengan negara anggota ASEAN di berbagai sektor.
sumber : merdeka.com
Read More
Unknown

Keputusan Jokowi Reklamasi Jakarta Dilanjutkan


Pemerintah memutuskan melanjutkan pembangunan proyek reklamasi di Teluk Jakarta. Proyek tersebut merupakan bagian dari National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau Garuda Project.

Keputusan diambil setelah rapat terbatas tentang reklamasi digelar oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setelah rapat, Ahok mengatakan pemerintah pusat dan daerah akan melakukan sejumlah pembenahan selama moratorium berlangsung.

"Reklamasi semua lanjut. Moratorium 6 bulan ini untuk bereskan mana pemahaman-pemahaman yang bertabrakan," kata Ahok di Kompleks Istana, Rabu, 27 April 2016. Salah satu pembenahan yang akan dilakukan, kata dia, adalah revisi keputusan presiden terkait dengan reklamasi, menyesuaikan aturan baru yang diterbitkan.

Dalam rapat terbatas tadi, Ahok mengatakan pembagian izin dan rekomendasi akan dibagi ke sejumlah pihak. Menurut dia, pemberian izin dari pemerintah daerah DKI Jakarta akan diberikan untuk Pulau A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M. Sementara itu, Kementerian Perhubungan berwenang memberikan izin bagi Pulau N, O, P, Q. Basuki mengatakan rekomendasi diberikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, selama moratorium berlangsung, Presiden Jokowi memerintahkan pemerintah pusat dan daerah melakukan pembenahan. Presiden, kata dia, misalnya meminta Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Banten, dan Gubernur Jawa Barat melakukan sinkronisasi dan mengintegrasikan aturan undang-undang yang ada. "Mereka juga diminta menyampaikan kepada Bappenas untuk menjadi master plan bersama," katanya.

Siang ini Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas mengenai proyek NCICD atau yang disebut Garuda Project. Proyek reklamasi termasuk di dalam proyek besar NCID tersebut. Dalam rapat terbatas kali ini, Jokowi memerintahkan Bappenas membuat master plan untuk kelanjutan program tersebut.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan moratorium proyek reklamasi menyusul terkuaknya kasus suap kepada anggota DPRD DKI, Mohamad Sanusi, oleh pengembang proyek reklamasi. KPK hingga kini masih terus menyelidiki kasus suap reklamasi di Teluk Jakarta.
sumber : tempo.co
Read More

Tuesday, April 26, 2016

Unknown

Mentri Yang Menghalangi Turunnya Harga Sapi Akan Dipecat Jokowi


Presiden Joko Widodo menyatakan tak ingin kejadian melambungnya harga daging sapi jelang hari raya Idul Fitri tahun lalu terulang kembali pada Idul Fitri tahun ini. Jokowi juga meminta kepada kementerian terkait untuk berupaya sebisa mungkin menurunkan harga daging sapi per kilo tak melebihi Rp 80 ribu.

Sekretaris Kabinet Pramono menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo tak segan akan mencopot menteri maupun pejabat lainnya yang diketahui melarang maupun menghambat upaya membuat harga daging sapi menjadi Rp 80 ribu per kilogram.

"Ada upaya terutama bagi birokrasi yang memberikan perizinan di kementerian tertentu yang mempersulit izin, memperlambat, presiden telah memerintahkan untuk diganti dan dicopot," kata Pramono di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (26/4).

Oleh sebab itu, Pramono menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo telah meminta kementerian terkait untuk serius dalam upaya merealisasikan niatannya itu.

"Jadi tidak boleh bermain-main dengan hal yang berkaitan dengan ketersediaan masyarakat dalam rangka menyambut Ramadan dan Idul Fitri," tegasnya.

Selain itu, Pramono menjelaskan Presiden Jokowi meminta hal-hal yang berkaitan dengan transportasi, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan energi dapat terjaga saat Bulan Ramadan dan Lebaran.

"Maka dari itu akan diadakan rapat terbatas sekali lagi, evaluasi dari persiapan terutama beberapa komoditi utama tadi yang kami sampaikan," ujarnya.

sumber : merdeka.com
Read More
Unknown

Data Panama Papers Agar Diverifikasi Instruksi Jokowi


 
Presiden Joko Widodo menginstruksikan tim gabungan atau task force Tax Amnesty untuk melakukan validasi serta verifikasi data yang terdapat dalam dokumen Panama Papers. "Bahwa itu perlu dilakukan pengkajian, verifikasi, dan validasi," ucap Jaksa Agung Prasetyo seusai rapat terbatas mengenai Rancangan Undang-Undang Pengampunan Pajak di kompleks Istana, Senin, 25 April 2016.

Prasetyo mengatakan verifikasi data dalam Panama Papers diperlukan agar pemerintah juga tidak terombang-ambing oleh sejumlah isu yang muncul. "Data-data itu ada dari bocoran memang iya. Perlu kita selesaikan, klarifikasi, perjelas," ujarnya.
 

Prasetyo menuturkan Kementerian Keuangan dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sudah memiliki data pelanggar pajak yang berasal dari Indonesia. Menurut dia, nantinya tim satgas yang dibentuk pemerintah akan melakukan validasi dan verifikasi data dalam Panama Papers, kemudian memeriksa kesesuaian dengan data yang dimiliki pemerintah. Mengenai adanya nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan, Prasetyo mengaku tidak mengetahui hal itu.

Prasetyo menegaskan, dalam penelusuran dan validasi data, pemerintah melalui tim satgas tidak akan pandang bulu. Menurut dia, jika dalam daftar ada pejabat publik, satgas tetap menelusuri. "Semuanya akan diverifikasi, dilihat satu per satu," tuturnya.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan task force ini akan dikoordinasikan Kementerian Keuangan bersama Direktur Jenderal Pajak. Tim ini, kata dia, terdiri atas Kepala Kepolisian RI, Kepala PPATK, Jaksa Agung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Gubernur Bank Indonesia, Kepala Otoritas Jasa Keuangan, dan Menteri Luar Negeri.

Selain memverifikasi data pelanggar pajak, satgas bertugas memberi kepastian hukum serta jaminan bagi warga negara Indonesia yang akan melakukan repatriasi atau mengembalikan uangnya kembali ke Tanah Air.

sumber : tempo.co
Read More

Monday, April 25, 2016

Unknown

Presiden Jokowi Bangga Prestasi Musa


Presiden Jokowi menyatakan rasa bangganya terhadap prestasi hafidz cilik Musa La Ode Abu Hanafi di ajang Musabaqah Hifzil Quran Internasional di Mesir.

Presiden Jokowi dalam akun twitter resminya mentwitkan pernyataan kebanggaan tersebut.

"Kita bangga dengan prestasi Musa La Ode Abu Hanafi, hafidz 7 tahun di Musabaqah Hifzil Quran Internasional di Mesir - Jkw," tulis Presiden.

Dalam postingannya itu, Presiden Jokowi menyertakan foto Musa La Ode Abu Hanafi yang sedang berpose dengan para peserta Musabaqah Hifzil Quran Internasional dari negara-negara lain.
Musa La Ode Abu Hanafi telah hapal ayat-ayat suci Al-Quran dalam usianya yang baru menginjak tujuh tahun.

Ia mengharumkan nama Indonesia di Sharm El Sheikh, Mesir, dengan menyabet juara 3 lomba hafiz anak tingkat dunia sekaligus menjadi peserta termuda dalam ajang tersebut.

Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) International di Sharm El-Sheikh, Mesir, diselenggarakan pada 10-14 April 2016.

Jumlah peserta MHQ Internasional Sharm El-Sheikh untuk semua cabang sebanyak 80 orang yang terdiri dari 60 negara di antaranya Mesir, Sudan, Arab Saudi, Kuwait, Maroko, Chad, Aljazair, Mauritania, Yaman, Bahrain, Nigeria, Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, Australia, Ukraina, dan Indonesia.

sumber : beritateratas.com
Read More